Bagi sobat-sobat yang sedang asyik menggeluti usaha dibidang pertanian, dan berminat untuk membudidayakan tanaman pala, artikel ini diharapkan akan dapat membantu sobat agar usaha sobat nanti dapat memperoleh keuntungan sesuai dengan apa yang diharapkan. Persiapan bibit yang berkualitas merupakan faktor yang penting dalam menghasilkan tanaman dan buah pala yang bermutu tinggi.
Sebagai tanaman rempah-rempah, pala dapat menghasilkan minyak etheris dan lemak khusus yang berasal dari biji dan fuli. Biji pala menghasilkan 2 sampai 15 % minyak etheris dan 30 - 40 % lemak, sedangkan fuli menghasilkan 7 - 18 % minyak etheris dan 20 - 30 % lemak (fuli adalah arie yang berwarna merah tua dan merupakan selaput jala yangmembungkus biji). Daging buah pala dapat digunakan sebagai manisan atau asinan, biji dan fulinya bermanfaat dalam industri pembuatan sosis, makanan kaleng, pengawetan ikan dan lain-lainnya.
Sebagai tanaman rempah-rempah, pala dapat menghasilkan minyak etheris dan lemak khusus yang berasal dari biji dan fuli. Biji pala menghasilkan 2 sampai 15 % minyak etheris dan 30 - 40 % lemak, sedangkan fuli menghasilkan 7 - 18 % minyak etheris dan 20 - 30 % lemak (fuli adalah arie yang berwarna merah tua dan merupakan selaput jala yangmembungkus biji). Daging buah pala dapat digunakan sebagai manisan atau asinan, biji dan fulinya bermanfaat dalam industri pembuatan sosis, makanan kaleng, pengawetan ikan dan lain-lainnya.
Disamping
itu minyak pala hasil penyulingan, dapat digunakan sebagai bahan baku dalam
industri sabun, parfum, obat-obatan dan sebagainya. Sementara itu permintaan
pasar dunia akan pala setiap tahun terus meningkat, dan tidak kurang dari 60%
kebutuhan pala dunia didatangkan dari Indonesia. Dalam rangka ikut serta
meningkatkan devisa negara melalui export nonmigas, memperluas lapangan kerja
dan melihat prospek pala yang menjanjikan harapan baik tersebut, maka sudah
waktunya tanaman pala perlu mendapatkan perhatian dan penanganan untuk
dikembangkan secara luas.
I.
Syarat Tumbuh Pala
Tanaman
Pala memerlukan iklim yang agak konstan terutama pada masa pertumbuhan. Keadaan
iklim dipengaruhi oleh beberapa unsur lainnya seperti : Curah hujan, Angin dan
ketinggian tempat.
- Curah Hujan : Banyaknya curah hujan berkisar 2.000 s.d 3.000 mm /tahun dengan 108 - 180 hari /hujan
- Temperatur : Antara 18º - 34º C.
- Tanah : Subur, gembur, banyak mengandung humus, drainase baik, pH tanah 5,5 - 6,5 dengan struktur tanah lempung berpasir.
- Tinggi tempat : 0 - 700 m dpl.
II. Cara Penanaman :
- Jarak tanam 10 X 10 m atau 9 X 9 m
- Ukuran lubang tanam 60 X 60 X 60 cm atau 80 X 80 X 80 cm bagi tanah berstruktur liat.
- Pembuatan lubang tanam dilaksanakan 1 – 2 bulan sebelum penanaman.
- Tanah lapisan atas dan tanah lapisan bawah dipisahkan.
- Tanah bagian atas dicampur pupuk kandang kemudian dimasukan ke lubang bagian A
- Tanah bagian bawah dicampur pupuk kandang kemudian dimasukan ke lubang bagian B
III. Penanaman :
- Tanah campuran pupuk kandang dibongkar sesuai dengan ukuran polybag
- Bibit dimasukan ke dalam lubang, kemudian polybag disayat dengan pisau.
- Bibit ditahan dengan kayu dari tiga arah
IV.
Pemeliharaan Tanaman
- Penyiraman bibit disesuaikan dengan curah hujan.
- Penyianagn dilaksanakan antara 1 - 2 bulan setelah tanam dan selanjutnya dilaksanakan 6 bulan sekali.
- Penanaman pohon pelindung untuk penahan dari angin dengan jarak 40 m dari tanaman pala.
- Penggemburan tanah dilakukan disekitar tanaman
- Pembuatan rorak sebagai tempat penyimpanan daun yang kering dan yang gugur.
- Pemupukan tanaman sebaiknya dilakukan sesuai dengan jenis tanah adalah sebagai berikut :
V.
Pengendalian Hama Penyakit dan
Penyakit Serta Gulma
Penyakit Serta Gulma
- Penggerek batang dikendalikan dengan menutup lubang gerekan dengan insektisida Dimecron 50 EC, tamaron 50 EC, dosis 2 cc/lt air sebanyak 10 cc/pohon.
- Pengendalian rayap pada pangkal batang dapat dicegah dengan pembersihan kebun (sanitasi). Penangulangan dapat dengan menyemprotkan larutan Diazinon pada bagian yang terserang.
- Penyakit terbelah putih. Gejala serangan adalah bercak kecil berwarna ungu kecoklatan dibagian luar daging buah menjadi lunak dan hitam, daging buah terbelah dan gugur. Pengendalian dengan drainase di bagian bawah pohon.
VI.
Panen dan Pasca Panen
Tanaman
pala mulai menghasilkan pada umur 6 - 10 tahun. Kriteria panen ditandai dengan
merekahnya buah, berarti buah sudah cukup tua. Umur produktif (produksi
maksimal 25 - 60 tahun), produksi konversi antara 1.500 - 2.000 buah/
pohon/ tahun, 8 kg. buah kering atau 1,6 kg fully. Perbandingan biji dengan
fully 4 : 1
VII.
Pasca Panen
- Pemisahan biji dan daging buah, keringakan dan dijemur 10 - 15 hari.
- Fully dilepaskan dari biji kemudian dihamparkan di atas tampir (dikering anginkan).
- Panaskan atau layukan kemudian dipipihkan dan dijemur 2 atau 3 hari.
- Dari daging buah dapat dijadikan manisan, asinan, sirup atau zeam.
- Dari biji pala dapat diambil minyaknya untuk bahan industri, obat-obatan dengan kadar minyak sekitar 8 -10%.
- Dari keseluruhan bagian pala yang memiliki khasiat tadi, sekitar 60% kebutuhan pala yang berupa biji pala dan fuli kering di dunia dipenuhi oleh Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, produksi pala terus meningkat rata-rata 22% per tahun. Kenaikan produksi ini disebabkan 90% lahan merupakan perkebunan rakyat dan peranan ekspor pala yang cukup besar bagi petani. (Ir. Dradjat, MS dalam buku Meraup Laba dari Pala)
VIII.
Pemasaran Hasil
Dapat
dipasarkan ke pasar local atau eksport (Eropa atau Amerika)
Sumber : http://www.setbakorluhjateng.com
1 komentar:
infonya bagus..
Posting Komentar