Pengertian sejarah dakwah
Sejarah dakwah dimulai sejak zaman dulu yaitu sebelum zaman Nabi
Muhammad SAW atau zaman nabi-nabi sebelumnya hingga zaman Nabi Muhammad
SAW dan seterusnya sampai sekarang.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai sejarah dakwah perlu diketahui terlebih dahulu arti dari sejarah dakwah.Sejarah menurut kamus teologi adalah penulisan dan studi mengenai peristiwa penting dalam hidup manusia dalam tingkat local, nasional, internasional maupun global.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai sejarah dakwah perlu diketahui terlebih dahulu arti dari sejarah dakwah.Sejarah menurut kamus teologi adalah penulisan dan studi mengenai peristiwa penting dalam hidup manusia dalam tingkat local, nasional, internasional maupun global.
Sedangkan dakwah menurut pengertian bahasa (lugat)
berarti teriakan (As-Shaihatu) dan seruan (An-Nida), menurutistilahilmu
dakwah mengarahkan pikiran dan akal manusia kepada sesuatu
pemikiran/akidah dan mendorong mereka untuk menganutnya atau
menyampaikan pesan Islam kepada manusia di setiap waktu dan tempat
dengan berbagai metode dan media yang sesuai dengan situasi dan kondisi
para penerima pesan dakwah. Berdakwah artinyamempropogandakan suatu
keyakinan, menyerukan suatu pandangan hidup, iman dan agama.
Pernah kah terfikir pada diri kita, Mengapa Islam belum menjadi agama
yang menyeluruh dilakukan oleh umat manusia ? Padahal Islam membawa
ketenangan dan kedamaian dalam diri .
Diantara kesekian banyak alas an
tentunya salah satu alas an paling menonjol adalah ketidakberhasilan
seorang DAI menyampaikan amanat Allah secara benar. Dan jikaditelaah
lebih lanjut salah satu penyebab kegagalan seorang DAI adalah kurangnya
pengetahuan di berbagai macam disiplin ilmu dan kurangnya pengetahuan
mengenai isi yang disampaikan.
Sejarah mengenai peran penting dalam keberhasilan seseorang DAIuntuk
menyampaikan amanat Alllah.Oleh karena itu, seorang DAI Harus mengerti
sejarah, karena sejarah berperan dalam memperluas alam fikiran dan guna
dapat membuat perbandingan antara agama dan kejadian-kejadian dahulu
dengan sekarang.
Sejarah dakwah Nabi Muhammad SAW Sebelum Hijrah
Setelah turun ayat Allah al-Mudatsir: 1-7 dimulailah tugas nabi
Muhammad SAW untuk berdakwah, Nabi Muhammad memulai dakwahnya dengan
sembunyi-sembunyi, dimulai dari orang yang terdekat dari keluarga, lalu
sahabat dan kemudian orang-orang baik yang dikenalnya.
Pada fase awal perjalanan dakwah Rasul di Mekah, perhatian utamanya
adalahmemperbaiki akidah.membersihkannyadan mendidik jiwa dengan
melepaskannya dari sifat-sifat tidak terpuji, Sehingga hati orang-orang
saat itu dapat menyatu untuk sama-sama mengesankan Allah dan
menghilangkan sisa-sisa kejahilan dari jiwa mereka.
Strategi dakwah rasulullah saw periode mekah
Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat
Arab meninggalkan kejahiliahannya di bidang agama, moral dan hokum
sehingga menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan Nabi Muhammad
SAW dan ajaran Islam yang disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Jika masyarakat Arab telah telah mengamalkan
seluruh ajaran islam dengan niat ikhlas karena Allah SWT dan sesuai
dengan petunjuk-petunjuk Rasulullah SAW, tentu mereka akan memperoleh
keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan di dunia akhirat.
Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang
luhur tersebut sebagai berikut :
1. Dakwah Secara Sembunyi-Sembunyi Selama 3-4 Tahun
Setelah Rasulullah SAW diutus menjadi Rasul dan agar melaksanakan
dakwahnya kepada orang Quraisy, maka Rasulullah merasa bingung bagaimana
memulai pendakwahannya tentang ajaran baru yaitu Islam.Pada akhirnya
Rasulullah melaksanakan dakwah tersebut dengan tahapan pertama, yaitu
dakwah secara sembunyi-sembunyi.Dakwah tersebut dilakukan Rasulullah di
seputar keluarganya, selain itu juga dilakukan di kalangan orang-orang
tertindas, lemah, dan membutuhkan pertolongan.
Pada tahapan ini, Rasulullah mengajak mereka memeluk Islam, membina
mereka dengan pemikiran-pemikirannya, membimbing mereka dengan
hukum-hukumnya dan membentuk kutlah atau kelompok.Demikian itu
menunjukkan bahwa Rasulullah tidak pernah lepas dari dakwah dan
bersungguh-sungguh membina orang-orang yang masuk Islam dengan
pemikiran-pemikiran. Beliau mengumpulkan mereka di rumah Al-Arqam, dan
mengirim sahabat yang akan membina mereka dalam bentuk kutlah di
berbagai halaqah. Selain kutlah, Rasulullah membina secara
berkelompok.Pembinaan secara kelompok yang dilakukan oleh Rasulullah
hanya untuk orang-orang yang bersimpati kepada Islam dan siap untuk
menerima Islam.
Materi dakwah yang dilakukan Rasulullah secara sembunyi-sembunyi
merupakan ayat-ayat yang turun kepada Rasul untuk mengajak pada
ketauhidan, mengingkari keberhalaan, dan kesyirikan serta mengutuk
keduanya, dan mencela bapak-bapak dan nenek moyang tanpa pemikiran.
Muatan ayat-ayat yang turun mencela muamalah-muamalah yang rusak,
menyerang riba dan menhantam perdagangan yang rusak dna penipuan dalam
takaran dan timbangan.
Selama tiga tahun berdakwah, hanya empat orang/ pengikut yang masuk
Islam dan menjadi pengikut Rasulullah. Diantaranya adalah Istri nabi
Muhammad Khadijah, dari keluarganya adalah Ali bin Abi Thalib, sedangkan
dari kalangan budak adalah Zaid bin Harisah, dan dari kalangan kerabat
dekatnya Abu Bakar atau yang disebut juga dengan nama Attiq bin Usman.
Dengan perantara Abu Bakar, banyak orang yang masuk Islam, diantaranya;
Usman bin Affan, Talhah bin Ubaidillah bin Jarrah, Abdurrahman bin Auf,
Arqam bin Abil Arqam, Fatimah binti Khottob, dan suaminya dna lain-lain.
Pada tahap pertama ini, tantangan yang dialami oleh Rasulullah masih
sedikit, karena masih dalam tahap sembunyi-sembunyi, jadi belum terlalu
keras dan terjal dalam pendakwahannya.
2. Dakwah Secara Terang-Terangan
Setelah tiga tahun berlalu, dan melakukan dakwah secara
sembunyi-sembunyi, maka Rasulullah ingin menyebarkan/ menyampaikan
secara terang-terangan.Sebelum Rasulullah berdakwah secara
terang-terangan, Rasulullah menjamu makan malam sederhana kepada kaum
Bani Hasyim (keluarga besar Rasulullah).Dalam acara tersebut Rasulullah
mengajak kabilah Bani Hasyim untuk mengikuti langkah atau ajaran
Islam.Hasil yang didapatkan adalah mereka tidak menggubris ajakan
Rasulullah, bahkan meninggalkan tempat jamuan sebelum acara tersebut
berakhir.
Di lain waktu, acara jamuan tersebut diadakan kembali. Kali ini para
tamu undangan mulai mendengarkan perkataan Rasulullah.Namun, tak satupun
dari mereka yang meresponnya secara positif.Hal tersebut tidak membuat
Rasulullah dan para sahabatnya patah arah, tetapi membuat Rasulullah dan
para sahabatnya semangat dan dakwahnya semakin diperlebar.Hingga suatu
ketika Rasulullah mengadakan pidato terbuka di bukit Sofa.Pidato
tersebut berisi perihal kerasulannya.Rasulullah memanggil seluruh
penduduk Makkah dan mengabarkan kepada mereka bahwa dirinya diutus untuk
mengajak mereka meninggalkan “Paganisme” (Penyembahan terhadap
berhala).Beliau menjelaskan bahwa Tuhan yang wajib disembah hanyalah
Allah.Mendengar hal tersebut masyarakat Quraisy tersentak kaget, mereka
sangat marah karena hal tersebut dan menghina tradisi nenek moyang dan
kehormatan mereka.Para pembesar Quraisy membentak dan memaki Rasulullah
dengan keras.Mereka menganggap bahwa Muhammad adalah orang gila. Bahkan
pamannya sendiri Abu Lahal pun mengancam Rasulullah dengan keras.
Seiring berjalannya waktu, dakwah secara terang-terangan terus
dilakukan. Bersamaan dengan itu pula, perlawanan dari kalangan pembesar
Quraisy seperti Abu Sofyan, Abu Lahab, Ummayah, dan Utbah bin Rabi’ah
semakin gencar. Para penentang tersebut mulai melancarkan aksi
permusuhan kepada Rasulullah dan para sahabat.Para pengikut yang berasal
dari kalangan lemah dan tertindas sering mendapatkan siksaan yang
berat. Mereka tidak lagi memandang bahwa Muhammad adalah anggota kabilah
Bani Hasyim, hanya saja tekanan-tekanan terhadap Rasulullah tidak
mereka lakukan secara langsung, karena mereka masih menghargai Abu
Thalib dan para anggota Bani Hasyim lainnya. Setelah mendapatkan siksaan
yang bertubi-tubi dari kaum Bani Hasyim, maka kaum muslimin hijrah ke
Abesinia (Ethiopia). Hijrah kaum muslim tersebut terbagi menjadi dua
gelombang. Gelombang pertama berjumlah 11 orang pria dan 4 wanita.Mereka
kembali ke Makkah justru Quraisy menyiksa kaum muslimin lagi.Ternyata
sesampainya di Makkah justru Quraisy menyiksa kaum muslimin lebih kejam
dari yang sebelumnya.Oleh karena itu, maka kaum muslimin berhijrah
kembali untuk yang kedua kalinya ke abesinia dengan rombongan yang lebih
besar, yakni orang pria tanpa wanita. Mayoritas penduduk Abesinia
beragam nasrani (kristen) dan dipimpin oleh Raja Najasi Negus. Para
masyarakat Abesinia menghormati kaum muslim untuk tinggal di sana sampai
setelah Nabi hijrah ke Madinah.
PERISTIWA-PERISTIWA YANG MELATARBELAKANGI NABI MUHAMMAD SAW MELAKUKAN
HIJRAH
Perlawanan kaum Quraisy yang semakin meningkat dan penyiksaan yang
semakin kejam terhadap pengikut-pengikut Nabi Muhammad SAW mendorong
beliau untuk memerintahkan kaum muslimin berangkat ke negeri
Habsyi.Pilihan Nabi Muhammad SAW jatuh kepada negeri Habsyi didasarkan
atas pengetahuannya sendiri bahwa al-Najasyi (Negus) yang berkuasa di
negeri tersebut adalah orang yang adil lagi bijaksana dan orang Quraisy
tidak punya pengaruh yang besar di negeri tersebut.
Hijrah yang pertama dalam sejarah Islam ditandai dengan berangkatnya 10
orang laki-laki dan 4 orang perempuan ke negeri Habsyi.Peristiwa ini
terjadi pada tahun 615 M dan mengandung pengertian perpindahan dari dar
al harbi ke dar al amni.Pemberangkatan pertama yang berhasil itu
menyebabkan pengikut-pengikut Nabi Muhammad yang lain menyusul sehingga
jumlahnya mencapai 83 orang laki-laki dan 18 orang perempuan.
Mungkin
karena peningkatan jumlah yang berhijrah ini, sehingga sebagian
sejarawan muslim berpendapat bahwa hijrah ke Habsyi dilakukan sebanyak
dua kali.
Nafsu kaum Quraisy Mekah untuk mematahkan semangat perjuangan nabi
Muhammad SAW sangat besar, sehingga mereka mengutus Amr b. Ash dan Amr
b. al-Walid untuk memohon kepada al-Najasyi agar pelarian dari Mekah itu
dikembalikan dengan alasan bahwa mereka adalah pengacau agama dan
perusak kekeluargaan serta kehormatan Quraisy. Oleh karena semua tuduhan
yang dikemukakan oleh orang-orang Quraisy tidak terbukti maka
permohonan mereka ditolak dan orang-orang Islam tetap diizinkan untuk
tinggal di Habsyi dengan jaminan keamanan.Akhirnya mereka kembali dari
Habsyi dengan rasa kecewa.Penolakan tersebut menyebabkan kaum Quraisy
memboikot Bani Hasyim dan Bani Abdul al-Muthalib selama tiga tahun di
lembah Bani Tsaqif.
Bertahun-tahun Nabi Muhammad SAW menyerukan Islam di Mekah, tetapi hasil
yang dicapai sangat minim dan tidak seimbang dengan tenaga serta
pengorbanan yang telah diberikan.Pikiran-pikiran Nabi yang dinamis
terasa buntu berhadapan dengan masyarakat yang tradisionil, kaku, dan
statis. Partner tercinta Nabi Muhammad SAW yakni isterinya Khadijah dan
pelindungnya yang disegani kaum Quraisy yaitu pamannya Abu Thalib telah
berpulang ke rahmatullah dalam waktu yang hamper bersamaan. Kehilangan
kedua orang tersebut merupakan problem baru Nabi Muhammad SAW dalam
menjalankan da’wah islamiyah di Mekah.Nabi Muhammad mencoba berkunjung
ke Thaif.Penguasa di negeri itu adalah keturunan Tsaqif yang masih
kerabat dekatnya.Keturunan Tsaqif yang berkuasa bergelar Kinanah,
bergelar Abu Jalil, Mas’ud yang bergelar Abul Kulal dan Habib.Ketiganya
adalah anak dari Amr b. Umair b. Auf al-Tsaqafi.Nabi Muhammad SAW
memasuki Thaif disertai oleh Zaid b. Harist.
Nabi Muhammad memasuki
perkampungan orang-orang Thaif dan memperkenalkan islam kepada mereka.
Nabi Muhammad mengajak orang-orang Thaif seperti beliau mengajak
orang-orang di Mekah.Ajakan Nabi Muhammad membuat orang-orang Thaif
marah dan mengusir mereka serta melemparinya dengan batu.Harapan Nabi
Muhammad terhadap Thaif tidak terpenuhi.Namun perlakuan mereka yang
kejam terhadap dirinya dimaafkannya.Nabi Muhammad mendoakan mereka
supaya mereka diampuni oleh Allah dan dapat memberikan hidayah kepada
kaumnya itu.Nabi Muhammad yakin penduduk Thaif belum memahami hakekat
ajaran-ajaran yang dibawanya.Nabi Muhammad kembali ke mekah dalam
keadaan sedih.Di Mekah Nabi Muhammad selalu berfikir daerah mana yang
cocok untuk menyiarkan Islam selain Mekah.
Suatu peristiwa amat penting juga telah terjadi pada diri Nabi Muhammad
SAW semasih berada di Mekah.Peristiwa tersebut dikenal dalam ejarah
islam dengan Isra’ Mi’raj.Peristiwa itu terjadi setahun sebelum hijrah
tepatnya 27 Rajab 621 M. Pada peristiwa ini Allah SWT memperlihatkan
tanda-tanda keagungan dan kekuasaan-Nya sebagai hiburan untuk Nabi
Muhammad yang sedang dirundung keseduhan.Peristiwa ini memberikan
pelajaran yang sanagt berharga kepada Nabi Muhammad.Selain itu, dia juga
menerima perintah untuk melaksanakan holat 5 waktu dalam sehari
semalam.
Rupanya, peristiwa ini menjadi koreksi bagi umat islam yang beriman.
Siapa yang beriman dengan mantap dan siapa saja yang rapuh
imannya.Terbukti setelah Nabi Muhammad menyampaikan peristiwa Isra’
Mi’raj ada diantara para pengikutnya yang murtad.
Sementara ada pula yang
semakin mantap dank arena kecintaannya kepada Nabi Muhammad mereka
berani melakukan Hijrah ke daerah yang dianggap lebih aman.
Persiapan untuk mengembangkan Islam di Yastrib memasuki tahap
permulaan.Dalam keadaan sedih karena perlakuan orang-orang Quraisy serta
kehilangan orang-orang yang dicintainya Nabi Muhammad sempat
mendapatkan usaha udara baru dari Yatrib.Pada tahun 620 M Nabi Muhammad
sempat bertemu 6 orang Yastrib dari kabilah Khazraj yang berziarah ke
Mekah.Dalam pertemuannya tersebut Nabi menyeru kepada mereka untuk ke
agama Allah dan mereka menyambut dengan baik serta menyatakan masuk
Islam pada saat itu juga. Orang-orang Yatrib yang telah menyatakan
keislamannya di Mekah memberitahukan apa yang disaksikannya kepada
masyarakat Yastrib.
Kedatangan Nabi Muhammad sebagai utusan Allah untuk
mengajak manusia menyembah Allah dan menghentikan perselisihan diantara
sesame manusia.Hal ini bertepatan sekali dengan permasalahan yang
dihadapai masyrakat Yastrib yaitu perselisihan antara Bani Aus dan Bani
Khazraj.Karena itu, mereka menyambut Islam dengan suka cita dengan
harapan suku yang sudah 15 tahun berseteru tersebut dapat berdamai.
Pada tahun 621 M orang-orang muslim Yastrib mendatangi Nabi Muhammad
beserta 6 orang temannya yang lain sebagai utusan dari kabilah Khazraj
dan Aus. Keenam orang tersebut menyatakan keislamannya di tempat yang
bernama Aqabah. Peristiwa pengislaman orang-orang Yastrib ini juga
diikuti perjanjian kesetiaan mereka kepada agama Allah.Perjanjian itu
dikenal dengan perjanjian Aqabah pertama.
Diantara orang yang menyatakan
keislamannya terdapat seorang wanita yang bernama Afrah binti Abid bin
Tsa’labah.
Ubadah bin Samit, salah seorang peserta perjanjian menceritakan materi
perjanjian sebagai berikut “kami tidak akan mempersekutukan Allah dengan
sesuatu yang lain, kami tiada akan mencuri, kami tiada kan berzina,
kami tiada akan membunuh anak-anak kami, tiada akan fitnah memfitnah,
dan tiada akan mendurhakai Nabi Muhammad pada sesuatu yang tidak kami
kehendaki”.
Perkembangan selanjutnya lebih menambah keyakinan Nabi Muhammad SAW akan
bahwa orang Yastrib bersungguh-sungguh terhadap Islam. Mereka datang
kembali pada 622 M dengan maksud mengadakan perjanjian Aqabah 2
sekaligus mengundang beliau untuk berhijrah ke Yastrib.Dibanding
perjanjian yang pertama, perjanjian ini mempunyai ciri
tersendiri.Perjanjian Aqabah 2 diikuti 75 orang dari Yastrib dan Nabi
didampingi pamannya yang bernama Hamzah.Isi perjanjian kesetiaan yang
diucapkan tidak jauh berbeda dengan isi perjanjian kesetiaan yang
sebelumnya.
Namun yang menarik dari perjanjian ini adalah peserta yang
memeluk agama islam emakin banyak. Dalam dua kali perjanjian yang
terjadi, Nabi mendapatkan kesan bahwa Islam telah siap berkembang pesat
di Yastrib.Fakta ini membuat Nabi Muhammad SAW memerintahkan para
pengikutnya untuk hijrah ke Yastrib dengan sembunyi-sembunyi.Sementara
pengikut-pengikutnya meninggalkan Mekah, Nabi Muhammad bertahan di Mekah
bersama Abu Bakar dan Ali b. Abi Thalib. Perpindahan kaum muslimin
secara sembunyi-sembunyi akhirnya diketahui oleh kaum Quraisy karena
kosongnya beberapa bagian kota Mekah dari kehidupan.
Nabi Muhammad hanya mengabdikan dirinya untuk agama Allah.Setelah Nabi
Muhammad melihat pengikutnya sudah tidak ada di tanah Mekah, maka Nabi
Muhammad SAW meninggalkan Mekah di tengah-tengah kesibukan dan seriusnya
orang Quraisy untuk membunuh dirinya.Kaum Quraisy melakukan dan
merencanakan hal itu karena takut Nabi Muhammad dapat bergabung dengan
pengikutnya di Yastrib.Nabi Muhammad meninggalkan Mekah pada waktu malam
dan melalui ujian-ujian berat.Setelah melalui beberapa ujian akhirnya
atas izin Allah Nabi Muhammad SAW sampai di Yastrib.
Pada dasarnya, Nabi Muhammad hijrah dari Mekah menuju Yastrib merupakan
perintah dari Allah SWT tetapi juga terjadi sebab alamiah lainnya.
Adapun
sebab alamiahnya adalah semakin kejamnya perlakuan kafir Quraisy
terhadap kaum muslimin yang ada di Mekah, kaum muslimin yang ada di
Mekah selalu dimusuhi, undangan kaum Khazraj dan Aus supaya Nabi
Muhammad hijrah ke Mekah, dan Islam tidak berkembang di Mekah.Dari
beberapa alasan tersebut, alasan yang menjadi pertimbangan Nabi Muhammad
adalah Undangan dari kabilah Khazraj dan kabilah Aus yang sudah lama
berseteru untuk mendamaikan mereka.
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW SETELAH HIJRAH
Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah masyarakat di negeri ini belum
mempunyai kesatuan akidah. Mereka adalah penduduk heterogen dan hidup
dalam perpecahan. Secara garis besar masyarakat Madinah pada saat itu
terbagi atas 3 kelompok :
1. Umat Islam, terdiri dari kelompok Aus, Khosroj, dan Muhajirin.
2. Kaum Musyrikin, terdiri dari kelompok Aus, Khosroj dan kelompok lain
tapi belum masuk Islam
3. Yahudi, terdiri dari beberapa kabilah seperti Bani Qoinuqa yang
berafiliasi dengan Khosroj, Bani Nadir dan Quroidzah yang bergabung
dengan Aus.
Aus dan Khosroj adalah dua kelompok yang sejak zaman Jahiliyah hidup
bermusuhan sehingga diantara keduanya sering terjadi peperangan.Ketika
Rasulullah dating ke Madinah mereka tetap bermusuhan.
Nabi Muhammad SAW dapat mengatasi perpecahan tersebut melalui sikap
bijaknya yang agung dan siasatnya yang tepat.
Beliau melakukan
langkah-langkah perbaikan seperti berikut :
a) Membangun masjid
b) Mengajak kaum Yahudi kepada Islam
c) Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Ansar
d) Memberikan pendidikan
e) Menyusun aturan bermasyarakat antara umat Islam dan kaum Yahudi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar