Selasa, 01 Maret 2011

KISAH NABI ADAM AS. 1



Pada mulanya alam ini tidak ada. Allah kemudian menciptakanya. Allah menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada diantara keduanya dalam enam masa.

Sebelum menjadi seperti sekarang ini, bumi dan langit menyatu. Allah kemudian memisahkan menjadi dua.
     
Setelah itu, Allah menciptakan malaikat, jin, binatang dan tumbuhan yang berjuta-juta jumlahnya. Allah menciptakan malaikat dari cahaya dan jin dari nyala api. Dalam perkembangannya, jin kemudian ada yang membangkang kepada Allah. Maka disebut Iblis.
     
Sebagian makhluk Allah hidup di langit, sebagian lagi di bumi. Malaikat dan jin, termasuk iblis didalamnya, hidup di surga. Sehari-hari mereka hanya beribadah kepada Allah. Tinggal di surga penuh kenikmatan.
     
Dibumi, Allah menciptakan , dan sebagainya. Bentuk dan ukuran mereka pun bermacam-macam. Ada yang sangat kecil, hingga tak dapat dilihat,ada pula yang sangat besar,bahkan lebih besar dari gajah. Ada pulayang hidup di darat. Ada yang memakan tumbuhan, ada pula yang memakan daging. Ada yang bertelur, ada juga yang beranak. Sebagian binatang ciptaan Allah itu sekarang sudah punah. Misalnya, dinosaurus yang tinggal tersisa tulang belulangnya saja. Kepunahan itu diakibatkan oleh banyak hal, diantaranya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir, atau meluapnya lautan.
     
Ribuan tahun setelah itu, Allah menciptakan manusia. Kepada para malaikat Allah berfirman, “Aku akan menciptakan manusia untuk menjadi khalifah di  muka bumi.”
     
Malaikat yang terkejut mendengar berita itu lantas bertanya, “Apakah engkau akan menjadikan orang yang akan berbuat kerusakan di dalamnya? Saling menumpahkan darah sesamanya? Dan bukankah kami selalu memuji dan menyucikan-Mu?”

“Aku lebih tahu terhadap segala yang tidak kalian tahu!” kata Allah. Para malaikat akhirnya mengerti. Kehendak Allah pasti terlaksana. Mereka taat dengan keputusan itu. Aka ada makhluk  baru yang segera diciptakan.

Setelah itu, Allah mengutus malaikat ke bumi untuk mengumpulkan berbagai jenis tanah liat. Allah membentuk tanah liat itu menjadi tubuh manusia, lengkap dengan tangan, kaki, hidung, pipi, mulut, perut, dan sebagainya, juga dengan pancaindra. Menurut satu riwayat, tingginya delapan puluh hasta.”*

Setelah semuanya sempurna, Allah meniupkan ruh ke dalam tubuh itu. Sebentuk tubuh itu pun bisa bergerak, berbicara, dan berpikir. Makhluk itu  lalu diberi nama Adam. Dialah Nabi Adam as., manusia pertama yang Allah ciptakan. Semua manusia adalah anak cucu beliau, baik laki-laki maupun perempuan, bukan jelmaan monyet yang berevolusi.
           
Allah kemudian mengajarkan nama semua benda kepada Nabi
Adam as. Dan kepada malaikat Allah berfirman, “Sebutkanlah nama-nama benda itu jika kalian memang makhluk yang benar!”
           
“Maha Suci Engkau. Kami tidak mengetahui dan Mahabijaksana,” jawab malaikat.
           
Ternyata Nabi Adam as. Bisa menyebutkan nama-nama benda itu. Malaikat pun sadar, disinalah letak rahasia penciptaan nabi Adam as,. Sang manusia pertama. Manusia dikaruniai kemampuan daya piker yang hebat, melebihi malaikat. Manusia memiliki akal dan ingatan kuat. Berbekal akal pikiran itu kelak manusia diturunkan ke bumi.

Allah selanjutnya memerintahkan malaikat dan jin termasuk iblis didalamnya untuk bersujud member penghormatn kepada Nabi Adam as. Malaikat mematuhi perintah itu dan segera bersujud kepada beliau. Namun, ternyata ada jin nya membangkang. Jin itulah kemudian disebut iblis. Iblis tidak mau; iblis menolak sujud kepada Adam. Karena sombong, ia merasa lebih baik karena, diciptakan dari nyala api, sementara nabi Adam as. Dari tanah liat. Iblis merasa lebih hebat dan lebih baik disbanding Nabi Adam. Iblis merasa lebih baik dari manusia.

Allah murka terhadap pembangkangan iblis. Pembangkangan tak pantas tinggal di surgayang penuh kenikmatan. Jadi, Allah pun mengusir iblis dari surge. Tapi, bukannya menyadari kesalahannya, iblis malah menyalahkan Nabi Adam as. Menurutnya, Nabi Adam as.-lah yang telah membuatnya terusir dari surge. Ia lantas bersumpah dihadapan Allah, “Inikah makhluk yang lebih engkau muliakan daripada aku? Berilah aku umur sampai kiamat tiba. Aku bersumpah akan menyesatkan semua anak keturunannya, sampai hanya tersisa sedikit saja!”

Begitulah iblis bersumpah akan menyesatkan umat manusia agar menjadi temannya di neraka.

Terhadap perkataan iblis itu Allah menjawab, “Kau bisa menyesatkan manusia kecuali hamba-hamba-ku yang ikhlas.”

Sejak saat itu iblis terusir dari surge, tak lagi menikmati kemewahan surge beserta isinya. Hari-harinya selalu dipenuhi rasa dendam kepada Nabi Adam as. Dan nabi cucu beliau juga mengalami nasib sepertinya, terusir dari surga.

Nabi Adam as. Meminta Pendamping

Nabi Adam as. Melewatkan hari-hari beliau di surge sendirian. Kenikamtan demi kenikmatan beliau rasakan. Segala sesuatunya bisa beliau dapatkan dengan sangat mudah. Buah-buahan dan daging yang lezat tersedia melimpah ruah; semua sudah tersedia tanpa perlu menanam tinggal memetik, tanpa berburu tinggal menyantap.

Lama-kelamaan Nabi Adam as. Merasa ada sesuatu yang kurang. Beliau menyadari beliau membutuhkan teman agar tak sendirian lagi, agar suasana di surge tidak lagi sepi. Beliau kemudian memohon kepada Allah agar memberikan seorang pendamping hidup. Allah mengabulkannya.

Allah kemudian menciptakan seorang perempuan sebagai pendamping Nabi Adam as. Nama perempuan itu adalah Hawa. Hari-hari berikutnya, Nabi Adam as. Tidak lagi kesepian. Kini beliau mempunyai teman yang bisa diajak berbicara.


Nabi Adam as. dan Hawa mematuhi larangan itu. Berdua mereka makan apa saja yang mereka inginkan, tapi tak pernah mendekati pohon terlarang.

Godaan Iblis

Setelah terusir, iblis tak lagi berada di surga. Meskipun begitu, ia sering mondar-mandir di sekitar surga, melihat-lihat dan mendengarkan segala sesuatu. Iblis kembali teringat saat-saat indah di surge dulu. Ia juga teringat dirinya diusir dari surga gara-gara membangkang perintah bersujud kepada Nabi Adam as. melihat Nabi Adam as.hidup bahagia di surga, dendamnya semakin berkobar.

Suatu kali iblis dating kesurga. Saat itulah Allah sedang berpesan kepada Nabi Adam as.dan Hawa agar tak mendekati pohon terlarang. Iblis menyeringai.

“Hmm, inilah kesempatan untuk menjebak Adam” pikirnya.

Namun, Allah tentu saja mengetahui rencana busuk iblis. Allah kemudian memperingatkan Adam dan Hawa agar berhati-hati terhadap iblis. “Wahai Adam (dan Hawa)! Berhati-htilah kepada iblis. Dia adalah musuh kalian berdua, jangan sampai dia menggelincirkanmu dari surga!”

Nabi Adam as.dan Hawa menaati perintah itu. Mereka selalu waspada jika bertemu iblis. Mereka tidak ingin mengalami nasib seperti iblis, terusir dari surga, diturunkan kedunia.

Suatu waktu iblis mendapatkan kesempatan berbicara kepada Nabi Adam as.dan Hawa. Ia membujuk  mereka agar memetih buah pohon terlarang.

“Wahai Adam, tahukah kau mengapa kalian tidak boleh memakan buah itu? Karena jika memakannya, kalian akan kekal di surga. Itulah pohon khuldi. Makanlah,” bujuk iblis.

Namun, Nabi Adam as. tidak terbujuk karena takut melanggar larangan Allah. Beliau berhasil menepis godaan iblis.

Iblis dating lagi di lain waktu. Iblis memang pantang menyerah. Ia telah bersumpah akan mengeluarkan Nabi Adam as. dari surga, menjerumuskan manusia ke neraka. Demi sumpahnya itu, iblis tak pernah berhenti berusaha. Tapi, Nab Adam as. masih teguh pendirian; beliau pun mengusir iblis.

Tak berhasil menggoda Nabi Adam as,. iblis lalu mendatangi Hawa. Sekali, lagi ia bersumpah “Demi Allah”, katanya. “Aku hanya menasihati. Demi kebaikan kalian berdua, makanlah buah itu agar kalian kekal di dalam surga!”

Hawa pun tergoda. Ia lalu membujuk suaminya, Nabi Adam as,. agar makan buah pohon terlarang yang iblis sebut pohon khuldi. Hawa mengajak beliau, berdua memetik buah itu.

Tergoda dengan rayuan iblis dan lupa akan larangan Allah, Nabi Adam as. an Hawa pun memakan buah terlarang itu. Iblis tersenyum puas penuh kemenangan. Dendamnya kepada Nabi Adam as. terbalas sudah. Sebentar lagi Nabi Adam as. akan mengalami nasib yang sama seperti dirinya, terusir dari surga.

Nabi Adam as. dan Hawa segera menyadari kesalahan yang mereka perbuat. Mereka menyesal dan malu bukan kepalang karena setelah memakan buah itu aurat mereka kelihatan. Segera mereka menutupinya dengan dedaunan surga. Kembali mereka teringat akan larangan Allah agar tidak mendekati pohon terlarang itu, agar tidak mempercayai iblis terlaknat.

Tapi, segalanya sudah terjadi. Dan tidak seperti iblis yang tidak mau mengakui kesalahannya, Nabi Adam as. dan Hawa mengakui kesalahan mereka telah melanggar larangan Allah. Mereka pun bersiap menghadap Allah unutk memohon ampun.

Nabi Adam as. dan Hawa berdoa penuh penyesalan, bertobat dan memohon ampunan kepada Allah. “Ya Allah, kami telah zalim kepada diri kami sendiri. Jika engkau tidak mengampuni, tidak merahmati kami, tentu kami sangat merugi.”

Nabi Adam as., Hawa, dan iblis sama-sama melanggar perintah Allah. Bedanya, iblis teteap sombong, tak mau menyadari kesalahannya, sementara Nabi Adam as. dan Hawa segera sadar dan bertobat. Dengan bertobat, manusia bisa terbebas dari dosa. Berkat doa itulah Allah mengampuni Nabi Adam as. dan Hawa.

LIHAT BAG; 1 2

Tidak ada komentar: