Senin, 21 Maret 2011

KISAH NABI MUSA AS. DAN NABI HARUN AS.3


Nabi Musa As. dan Nabi Harun As.

Setelah menerima wahyu di bukit Thuwa, Nabi Musa as. kembali ke tempat peristirahatan, menemui istri beliau. Istri beliau menyambut dengan cemas. Nabi Musa as. pun kemudian menceritakan kejadian yang baru saja beliau alami. Istri beliau bergembira dan membesarkan hati sang suami.
Sesampainya di Mesir, Nabi Musa as. menemui Harun, saudara sepupu beliau. Harun adalah orang yang fasih dan pandai berbicara. Nabi Musa as. lalu mengajaknya berdakwah, menyampaikan agama Allah kepada Firaun. Allah pun menjadikan Harun sebahai utusan-Nya.
“Jangan takut, aku bersama kalian,” Allah menentramkan hati rasul-rassul-Nya agar bertekad bulat menyampaikan agama Islam. Firaun dan bala tentaranya yang kuat tidak akan bisa mencelakakan mereka berdua. Allah Mahakuat.
“Ya Allah, lapangkanlah dadaku. Mudahkan segala urusanku. Lepaskanlah kekeluan dari lidahku. Agar mereka semua mengerti apa yang aku ucapkan.” Begitulah doa Nabi Musa as. sebelum berdakwah.
Sesampainya di Mesir, Nabi Musa as. dan Nabi Harun as. segera menemui Firaun. Mereka berdua mengajaknya masuk agama Islam, hanya menyembah allah.
“Sesungguhnya kami adalah utusan Tuhan untuk mengajakmu ke jalan yang benar,” Nabi Musa as. mengawali dakwah beliau.
“Wahai, Musa. Bukankah dulu kami yang membesarkanmu? Dan sekarang kau mau menentangku?” Firaun terheran-heran mendengar ajakan Nabi Musa as.
“Dulu kau melakukan kejahatan dan menentang kami. Ke mana saja kau melarikan diri dari kejaran?” lanjutnya.
“Memang aku dulu berbuat zalim. Tapi aku kemudian menyelamatkan diri dari kezaliman kalian. Dan sekarang Allah Tuhan Semesta Alam telah menunjukku menjadi utusan-Nya,” jawab Nabi Musa as.
“Tuhan Semesta Alam?” Firaun terbelalak. Ia tertawa mengejek sambil menatap semua yang hadir.
“Apakah ada Tuhan selain diriku, wahai Musa?” Firaun menyorongkan mukanya kea rah Nabi Musa as. “Bukankah selama ini sungai Nil mengalir dibawah kakiku? Dan sekarang kau bilang ada Tuhan selain aku?”
Untuk meyakinkan Firaun, Nabi Musa as. kemudian menunjukan mukjizat yang Allah berikan. Beliau melemparkan tongkat beliau di hadapan Firaun. Dalam sekejap, tongkat tersebut berubah menjadi seekor ular yang besar dan mengerikan, melata-lata dan mau menggigit Firaun.
“Musa, singkirkan ular itu dari hadapanku!” teriak Firaun ketakutn. Orang yang menagku sebagai Tuhan itu takut dengan ular.

Bertanding dengan Para Penyihir

Firaun tak percaya dengan mukjizat Nabi Musa as. ia menganggapnya sebagai sihir yang akan mengelabui semua mata orang. Jadi, ia kemudian memanggil semua penyihirnya. Para penyihir pun segera berkumpul untuk melaksanakkan perintah Firaun. Mereka akan melawan Nabi Musa as. dengan sihir mereka.
Firaun memiliki banyak penyihir yang bekerja untuknya. Mereka bisa disuruhnya untuk melakukan kejahatan. Para penyihir itu dibantu setan karena setanlah yang selalu menyertai manusia melakukan kejahatan.
Dihari yang sudah ditentukan, rakyat berkumpul di tanah lapang yang luas. Mereka telah bersiap melihat hukuman apa yang akan diberikan pada Nabi Musa as. oleh Firaun yang berani menentangnya. Nabi Musa as. akan dihadapkan pada para penyihir yang hebat. Setelah semua orang berkumpul, pertandingan pun dimulai.
“Apa hadiahnya apabila kami bisa mengalahkan Musa?” Tanya para penyihir kepada Firaun.
“Kalian akan mendapatkan hadiah yang sangat banyak. Kalian akan menjadi orang terdekatku,” jawab Firaun.
Para penyihirpun segera berhadapan dengan Nabi Musa as.
“Kalian mulai dulu, lemparkan tali-tali kalian,” kata Nabi Musa as. kepada para penyihir tanpa merasa takut.
Para penyihir marah mendengar tantangan itu. Mereka langsung melemparkan tali-tali yang mereka pegang. Talo-tali itu berubah menjadi banyak sekali ular yang berbisa. Ular-ular itu segera menjalar dan menyerbu kearah Nabi Musa as. dan Nabi Harun as. ular-ular sebanyak itu membuat Nabi Musa as. dan Nabi Harun as. merasa gugup. Para penonton cemas dengan keselamatan mereka.
Kemudian, turunlah firman Allah pada mereka berdua, “Jangan takut! Cepatlah lempar tongkatmu.” Allah meneguhkan hati Nabi Musa as. dan Nabi Harun as. Nabi Musa as. pun segera melemparkan tongkat beliau. Secara ajaib tongkat tersebut berubah menjadi ular yang besar dan mengerikan, ular itu segera melalap segala sesuatu yang ada didepannya termasuk ular-ular penyihir. Dalam sekejap ular-ular penyihir itu habis dilalap ular Nabi Musa as.
Orang-orang yang menyaksikan peristiwa itu kagum dengan mukjizat Nabi Musa as. mereka meyakininya sebagai karunia dari Allah. Para penyihir takjub. Mereka merasa tidak bisa melawan kekuatan Tuhan Nabi Musa as.
“Kami beriman kepada Tuhan Musa dan Harun,” kata para penyihir serempak sambil bersujud. Akhirnya, mereka semua masuk Islam.
“Kurang ajar! Kalian berani beriman pada Tuhan Musa tanpa izinku!?” bukan main marahnya Firaun. “Akan aku potong tangan dan kaki kalian! Kalian akan aku salib! Tangkap mereka semua….!” Firaun memeriontahkan pasukannya menangkap para penyihir.
Semua penyihir pun tertangkap. Mereka dipaksa kembali ke agama Firaun. Tapi, mereka tidak mau. Mereka lebih takut kepada Allah.
“Ya Allah, berikan kami kesabaran menghadapi Firaun. Wafatkan kami sebagai seorang yang berserah diri kepada-Mu.” Para penyihir itu berdoa.
Para penyihir yang selama hidup bergelimang dosa kini telah bertobat. Mereka menyadari kesalahan mereka dan insyaf. Mereka membuang ilmu sihir mereka dan masuk agama Islam. Akhirnya, Firaun benar-benar menyiksa mereka sampai mati. Para penyihir itu pun mati dalam keadaan husnul khatimah, mati yang di ridhai Allah.

Firaun Makin Kejam

Banyak orang akhirnya beriman kepada Nabi Musa as. dan Nabi Harun as., terutama orang bani Israil. Mereka merasa senasib dan sepenanggungan dengan keduanya. Banyak orang datang untuk mengadukan nasib. Mereka tak tahan terus-menerus ditindas.
Firaun mengetahui banyak rakyatnya yang beriman kepada Nabi Musa as. dan Nabi Harun as. ia lalu meemanggil semua pejabatnya. Mereka berembuk untuk menghentikan sepak terjang nabi Musa as. dan Nabi Harun as.
“Musa harus dihentikan. Tangkap semua orang yang mengikutinya dan bunuh mereka.!” Kata Firaun. Dia khawatir semua orang akan mengikuti Nabi Musa as. dan meninggalkan dirinya.
“Apa engaku akan membunuh orang hanya karena mengikuti Musa, menyatakan beriman kepada Allah? Tiba-tiba seorang pejabat berani berbicara menasihati firaun. Padahal tak satu pun dari yang lain berani membantah.
“Kau berani menentangku?” Bentak Firaun kepadanya.
Pejabat itu lantas terdiam. Ia merasa tak ada gunanya menasihati orang yang hatinya telah membatu, sombong dan tak mau menerima kebenaran Allah. Pejabat itu sebenarnya orang yang beriman yang sengaja menyembunyikan keimanannya demi keselamatan dirinya.
Setelah itu Firaun memerintahkan semua pasukannya menangkap dan membunuh semua orang beriman. Mereka semua dipaksa kembali ke agama nenek moyang, menyembah berhala. Orang beriman laki-laki dibunuh, dan orang beriman perempuan dibiarkan hidup tapi diperlakukan secara tidak manusiawi dan dipermalukan.
“Kalau Musa benar, mengapa Tuhan nya tidak memberikan harta dan kedudukan lebih tinggi dari aku? Mengapa ia tidak memiliki pasukan sekuat pasukanku untuk mengiringinya kemanapun ia pergi?” piker Firaun.

LIHAT BAG; 1 2 3 4 5

Tidak ada komentar: